ASKEB BBLR
Minggu, 23 Oktober 2011 | aini midwife
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny “E” UMUR
2 HARI
DENGAN BBLR
(BERAT BAYI LAHIR
RENDAH)
DI RUANG NEONATUS
RSIA MUSLIMAT JOMBANG
Disusun Oleh :
LULUK NUR
AINI MUFIDAH
7209076
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ULUM
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D III KEBIDANAN
JOMBANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut survey, demografi dan kesehatan Indonesia 2002 –
2003 angka kematian neonatal 20/1000 kelahiran hidup. Dalam satu tahun sekitar
89.000 bayi usia satu meninggal artinya setiap menit ada 1 bayi meninggal
penyebab utamanya adalah kematian neonatal dengan BBLR (29%) dan asfiksia
(27%).
BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan, BBLR cukup bulan
dan BBLR lebih bulan. BBLR kurang bulang, khususnya BBLR dengan kehamilan
kurang dari 35 minggu, umumnya mengalami penyulit seperti gangguan nafas,
iklerus, infeksi dan lain-lain.
BBLR cukup bulan/lebih bulan umumnya memiliki organ
tubuh matur sehingga perawatannya tidak terlalu bermasalah, mereka hanya
membutuhkan kehangatan, nutrisi dan pencegahan infeksi, ketiga kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi dengan perawatan teknologi tepat guna dirumah oleh
orang tuanya.
Masalah yang sering timbul pada BBLR adalah hipotermi,
hipoglikemi, hiperbilirubenia, infeksi dan gangguan minum.
Bayi dengan badan lahir rendah akan meningkatkan angka
kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa
dan komplikasi yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan
tidak bertambah untuk waktu yang lama.
Masalah yang mengancam pada BBLR dan BBLSR adalah resiko
kehilangan panas dan ir yang relative lebih besar karena permukaan tubuh reltif
luas, jaringan lemak subkutan lebih tipis, sehingga resiko kehilangan panas
melalui kulit dan kekurangan cadangan energi lebih besar. Daya tahan tubuh
relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya, juga fungsi organ belum
baik (terutama UK
< 34 minggu), misalnya : system pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal,
metabolisme dan system kekebalan. Bayi BBLSR mempunyai insiden perumahsakitan
kembali yang lebih tinggi selama tahun pertama kehidupan, jika dibanding dengan
bayi yang lebih besar, sebagai akibat dari hernia inguinalis, infeksi,
pengobatan sisa akibat prematuritas dan gangguan perawatan.
B. FENOMENA
Masalah kesehatan anak di tiap Negara berbeda, karena
perbedaan lingkungan yang mempengaruhinya. Namun secara garis besar masalah
tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori. Masalah anak di Negara maju dan
masalah anak di Negara berkembang. Pola penyakit di Negara maju antara lain :
keganasan, kecelakaan, kelainan genetic dan gangguan psikologik. Sedangkan
masalah anak di Negara berkembang yang saat ini terjadi adalah penyakit
infeksi, infeksi parasit dan penyakit kurang gizi. Dimana pola penyakit di
Negara berkembang juga pernah dialami oleh kelompok Negara maju 50-100 tahun
yang lalu. Indonesia
dikategorikan dalam Negara berkembang, apalagi dengan adannya krisis ekonomi
yang berdampak pada aspek kesehatan. Tingkat social ekonomi yang rendah sering
dihubungkan dengan kelahiran bayi berat lahir rendah. Jadi baik tidaknya
keadaan sosial ekonomi suatu tempat dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka
kematian bayi (AKB). Di Indonesia pada tahun 1980 AKB mencapai 46,0 % sedangkan
di Singapura pada tahun yang sama AKB 13,5 %.
C. INSIDENSI
Frekuensi kejadian bayi lahir kurang dari masa gestasi
37 minggu (menurut U.S. Collaborative Perinatal Study) adalah 7,1 % untuk kulit
putih dan 17,9 % untuk kulit berwarna. Kira-kira 1/3 – ½ bayi berat lahir
rendah mempunyai masa gestasi 37 minggu atau lebih. Kejadian bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram bervariasi antara 6 – 16 %.
Di bangsal Neonatus RSCM (1986) penyebab kematian
neonatus adalah : cacat bawaan, sindrom gawat nafas, infeksi, asfiksia,
imaturitas (Markum, AH, 2002).
Tabel : Penyebab kematian Neonatus di Bangsal Neonatus
RSCM Jakarta Tahun 1986
Penyebab
Kematian
Neonatus ( % )
|
Cacat bawaan
33.8
|
Sindrom gawat nafas
20.1
|
Infeksi
19.4
|
Asfiksia 17.7
|
Imaturitas (tidak spesifik)
6.3
|
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
Ada dua macam BBLR yaitu :
1.
Bayi yang kurang bulan ( KB /
SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu.
2.
Bayi kecil masa kehamilan ( KMK
) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10
kurva pertumbuhan janin.
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).
B.
ETIOLOGI
a.
Persalinan
kurang bulan / prematur (UK 28-36 minggu) pada umumnya disebabkan
tidak mempunyai uterus menahan janin, gangguan selama hamil lepasnya plasenta
lebih cepat dari waktunya, semakin mudah umur kehamilan, fungsi organ tubuh
semakin kurang sempurna dan prorositnya semakin kurnag baik, kelompok BBLR ini
sering mendapatkan penyulit/komplikasi akibat kurang matangnys organ karena
masa gertasi kurang.
b.
Bayi baru
lahir untuk masa kehamilan ini disebabkan karena ada hambatan pertumbuhan saat
dalam kehamilan (janin tumbuh lambat) sitardasi pertumbuhan intra uteri
berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin, kematangan fungsi organ tergantung
pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.
(Bari, Abdul, Maternal Neonatal.
2002).
c.
Faktor Ibu :
·
Paritas
·
Infertilitas
·
Abortus spontan sebelumnya
·
Bahan teratogonik ( alcohol,
radiasi, obat )
·
Penyakit kronis
·
Keadaan penyebab Infusifiensi
plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )
d.
Faktor Plasenta
·
Penyakit Vaskuler
·
Kehamilan ganda
·
Malformasi
·
Tumor
·
Plasenta
privea
e. Faktor Janin
·
Kelainan kromosom
·
Malformasi
·
Infeksi congenital ( missal :
rubella )
·
Kehamilan ganda
· Ketuban pecah dini
D. TANDA – TANDA KLINIS
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
·
Berat kurang dari 2500 gram
·
Panjang kurang dari 45 cm
·
Lingkar dada kurang dari 30 cm
·
Lingkar kepala kurang dari 33
cm
·
Umur kehamilan kurang dari 37
minggu
·
Kepala lebih besar
·
Kulit tipis, transparan, rambut
lanugo banyak, lemak kurang
·
Otot hipotonik lemah
·
Pernapasan tak teratur dapat
terjadi apnea
·
Eksremitas : paha abduksi,
sendi lutut / kaki fleksi-lurus
·
Kepala tidak mampu tegak
·
Pernapasan 40 – 50 kali / menit
·
Nadi 100 – 140 kali / menit
E. Macam-macam BBLR
1.
Bayi yang kurang bulan (kg /
smk) : bayi yang dilahirkan dengan Uk ≤ 37 minggu)
2.
Bayi kecil masa kehamilan (kmk)
: bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10
kurva pertumbuhan janin.
F.
Tanda-tanda bayi KMK
·
Umur janin dapat cukup, dapat
kurang / lebih bulan tetapi beratnya ≤ 250 gr
·
Geraknya cukup aktif, tangis
cukup kuat
·
Kulit keriput, lemah bawah
kulit tipis
·
Bila kurang bulan 1 jaringan
payudara kecil, putting kecil
·
Bila cukup bulan payudara dan
putting sesuai masa kehamilan
·
Menghisap cukup kuat
·
Bayi perempuan, bila cukup
bulan, labia mayor menutupi labia minor
·
Bila laki-laki, bila cukup
bulan, testis telah turun ke skrotum
·
Rajah telapak kaki lebih dari
1/3 bag
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
·
Pemeriksaan glucose darah
terhadap hipoglikemia
·
Pemantauan gas darah sesuai
kebutuhan
·
Titer Torch sesuai indikasi
·
Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
·
Pemantauan elektrolit
·
Pemeriksaan sinar X sesuai
kebutuhan ( missal : foto thorax ).
H. PENATALAKSANAAN
1.
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih
besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2.
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu
rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi
berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0
C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk
bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3.
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“.
Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu
dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg
dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan
telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak
tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
4.
Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang
diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2
yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan
retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5.
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci
tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
6.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih
banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari
|
Jmlh ml/kg BB
|
1
|
50- 65
|
2
|
100
|
3
|
125
|
4
|
150
|
5
|
160
|
6
|
175
|
7
|
200
|
14
|
225
|
21
|
175
|
28
|
150
|
I.
PROGNOSIS
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500
gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka
kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal,
enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR
yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa
gestasi.
Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin
besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
J.
MEMULANGKAN BAYI
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan
botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara
10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi
dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat
sudah teratasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny “E” USIA
2 HARI
DENGAN BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH)
DI RUANG NEONATUS
RSIA MUSLIMAT JOMBANG
Tanggal
MRS : 22-06-2011
Jam
: : 09.00 WIB
I.
PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
Identifikasi / biodata
Nama bayi : Bayi Ny “E”
Umurt : 2 Hari
Tgl/Jam/Lahir : 21-6-2011 / 22.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL :
2120 gram
PB :
45 cm
Nama : Ny “E”
Umur : 21 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kebon Kayauban Diwek
|
Nama : Tn “H”
Umur : 30 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kebon Kayauban Diwek
|
Anamnesa
Tanggal : 22-6-2011 jam : 09.00 WIB
a.
keluhan utama
-
b.
riwayat kehamilan
G1P000000, umur ibu waktu hamil 20 tahun dengan usia
kehamilan 37 minggu
c.
riwayat kesehatan sekarang
bayi baru lahir spt.B dengan indikasi PER (yaitu TD =
140/90 mmHg) dan KPD (ketuban pecah dini) jam 18.00 WIB, tanggal 21-06-2011,
selama 4 jam lebih 50 menit dan dirawat di lantai II B.
d.
riwayat persalinan
P10001 usia kehamilan 37 minggu, lahir spt.B atas
indikasi PER dan KPD 4.50 menit ketuban jernih pada tanggal 21-06-2011 jenis
kelamin bayi perempuan
e.
riwayat neonatal
·
prenatal : ini merupakan kehamilan pertama dengan
usia kehamilan 37 minggu
keluhan selama hamil
TM 1 =
-
TM 2 =
-
TM 3 =
-
·
Natal : bayi perempuan lahir secara spt.B atas indikasi PER dan
KPD 4.50 menit di tolong oleh bidan Istifadah Amd.keb. lahir tanggal 21-06-2011
jam 22.50 WIB
Ketuban jernih, sesak berkurang, keluhan utama lemah,
BBLR, BB
= 2120 gram, PB = 45 cm, UKA = 32 cm.
= 2120 gram, PB = 45 cm, UKA = 32 cm.
·
Post natal : bayi lahir secara spt.B jam 22.50 WIB,
dengan down score 1 sehingga bayi masuk ruang neonates level II B
Bayi menangis spontan, ketuban jernih, sesak berkurang,
BBLR
f.
Pola kebiasaan sehari-hari
Ø Pola nutrisi
ASI dan PASI
Ø Pola aktifitas
Bayi yang bergerak aktif, graps reflek sudah kuat
Ø Pola istirahat
Bayi tidur ± 19.20 jam / hari
Ø Pola eliminasi
Sejak saya melakukan pengkajian bayi BAB ±4-5 / hari
warna hitam kecoklatan konsistensi lembek. BAK ± 7 x / hari warna kuning jernih.
g.
Keadaan BBL
Nilai down score
|
0
|
1
|
2
|
Laju pernafasan
Sianosis
Retraksi
Merintih
Air entry
|
< 60x / menit
() tidak ada
() tidak ada
() tidak ada
() baik
|
() 60-80x / menit
() tidak ada dengan 40 % F1 O2
() ringan
() sedikit
() menurun
|
() > 80x / menit
() perlu 40 % F1 O2
() berat
() jelas
() sangat buruk
|
Jumlah
|
O
|
I
|
O
|
Resusitasi
Penghisapan
lendir : ya
Ambu
:
Masage
jantung :
Intubasi
endutraceal :
Oksigen :
Terapi
:
penghangat dalam inkubator
Keterangan : untuk
menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi
A. DATA OBYEKTIF
Tanggal :
22-06-2011
Jam :
21.00 WIB
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : cukup
Suhu : 36,90C
Pernapasan : 48 x / menit
HR : 157 x/menit
BB
sekarang : 2120 gram
PB : 45 cm
LIKA : 32 cm
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala
|
:
|
Simetris, rambut hitam lurus, tidak ada molase, tidak ada lesi, tidak moulding
(ubun-ubun belum menutup, tidak ada
bendungan cairan intrakranial, caput suksedaneum)
|
Muka
|
:
|
Simetris, kulit Kemerahan,
bersih tidak ada sianosis,
tidak ikterus.
|
Mata
|
:
|
Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, isokor, tidak da kotoran, tidak katarak.
|
Telinga
|
:
|
Simetris, terbentuk tulang
rawan, bersih tidak ada serumen, tidak syndrom down
|
Hidung
|
:
|
Simetris, tidak ada pernapasan
cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada lesi
|
Mulut
|
:
|
Simetris, tidak ada lesi, bibir merah muda, tidak
stomatitis, palatum tertutup, tidak palatoskisis.
|
Leher
|
:
|
tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, dan kelenjar limfe,dan vena jugularis
|
Dada
|
:
|
Simetris, tidak ada retraksi
dinding dada
|
Payudara
|
:
|
Menonjol dan puting susu ada
|
Abdomen
|
:
|
Tali pusat Lembek dan tidak ada
perdarahan tali pusat di UCC dan dibungkus kasa, tidak ada
haepatospenomegali, tidak distended(kembung)
|
Punggung
|
:
|
Tidak ada spina bifida, tidak
ada pembengkakan atau cekungan.
|
Ekstremitas
|
:
|
Tidak ada kelainan seperti
polidaktili, sendaktili, anadaktil, amelia atau mikroamelia, akral hangat dan
guratan pada telapak kaki dan tangan tampak jelas, tidak ada gangguan
pergerakan
|
Genetalia
|
:
|
Labia mayor belum menutupi sempurna labia
minor
|
Anus
|
:
|
bersih, tidak ada atresia ani.
|
Palpasi
Kepala
|
:
|
Tidak ada masa dan pembengkakan, tidak
moulding, cepal haematum, caput suksedaneum, anencephalus, ididrocephalus.
(ubun-ubun : UUb dan UUK belum menutup)
|
Muka
|
:
|
Tidak ada pembengkakan / massa
dan lesi
|
Mata
|
:
|
Tidak glukoma
|
Telinga
|
:
|
Tidak ada pembengkakan / massa
dan lesi
|
Hidung
|
:
|
Tidak ada pembengkakan / massa
dan lesi
|
Mulut
|
:
|
Tidak ada pembengkakan / massa
dan lesi
|
Leher
|
:
|
tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, dan vena jugularis,tidak ada syndrom turner (pembentukan selaput
kulit) dan tidak ada down syndrom (lipatan kulit yang berlebihan dileher
belakang)
|
Dada
|
:
|
Tidak ada fraktur klafikula dan
skapula, tidak barel chest maupun pigeon chest
|
Tali pusat
|
:
|
Tidak ada pemebengkakan dan infeksi
|
Abdomen
|
:
|
Tidak haepatospenomegali, tidak
distended(kembung)
|
Punggung
|
:
|
Tidak ada spina bifida, tidak
ada pembengkakan atau cekungan.
|
Ekstremitas
|
:
|
Tidak ada kelainan seperti
polidaktili, sendaktili, anadaktil, amelia atau mikroamelia, akral hangat dan
guratan pada telapak kaki dan tangan tampak jelas, tidak ada gangguan
pergerakan
|
Genetalia
|
:
|
Labia mayor tidk menutupi sempurna labia
minor
|
Auskultasi
Dada
|
:
|
Tidak ada ronchi/wheezing -/-
|
Abdomen
|
:
|
Tidak hiperperistaltik
|
Perkusi
Reflek patella
|
:
|
+/+
|
3. Reflek
R.Moro
|
:
|
+ ketika bayi dikagetkan dengan
suara keras, tangan bayi spontan mendekap
|
R.Rooting
|
:
|
+ ketika pipi bayi diletakkan
dipayudara ibu, bayi spontanmencari puting susu/saat pipi bayi disentuh akan
menoleh kearah rangsangan
|
R.Graphs/plantas
|
:
|
+ ketika tangan bayi dipegang,
spontan tangan bayi akan mendekap
|
R.Suching
|
:
|
+ ketika bayi menyusu pada
ibunya, bayi spontan menghisap
|
R.Swallowing
|
:
|
+ ketika bayi menelan susu
|
4. Antropometri
LIKA : SOB = 32 cm, SMB = 32cm, MO = 33cm, FO = 32 cm
LIDA : 30 cm BBL
= 2120 gram
LILA : 8cm BB
pengkajian = 2140
PB
= 45 cm
5. Eliminasi
Miksi : + ≥ 7x / hari warna kuning, jernih, bau khas
Meconeum : + ± 4-5x / hari warna hitam kecoklatan konsisten lembek.
6. Pemeriksaan penunjang tanggal = 21-06-2011
Golongan darah bayi : O
Golongan darah ibu : O
Terapi =
-
Perawatan dalam incubator
-
Thermporehulasi
-
Monitor us
-
ASI / PASI
II.
INTERAKSI DATA
Dx : Bayi Ny “E” umur 2 hari prematur spt.B BBLR dengan k/u bayi cukup
Ds : -
Do : KU : cukup Kesadaran : composmetis
BB : 2120 gram PB : 50cm
Observasi TTV
S : 36,7 C
N : 157 x/menit
RR : 48 x/menit
LIKA : 32 cm
LIDA : 30 cm
LILA : 8cm
Ø Miksi : + ≥ 7x / hari warna kuning,
jernih, bau khas
Ø Meconeum : + ± 4-5x /
hari warna hitam kecoklatan konsisten lembek
Ø HR : 157 x / menit
Ø Sat. O2 : 99 %
Ø Bayi perawatan dalam incubator
Ø Bayi bergerak aktif
Ø Bayi menangis lemah
Ø Bayi mampu menetek ASI dengan baik
Ø Down score 1 =
-
Sianosis (-)
-
Merintih (-)
-
Retraksi (-)
-
Air entry 1
Ø Reflek moro : baik
Ø Reflek roohng : baik
Ø Reflek graps : baik
Ø Reflek suching : baik
Ø Reflek swallowing : baik
Ø Umur kehamilan : 37 minggu
Ø Bayi lahir spt.B,. lahir langsung menangis spontan
Ø Umur bayi sekarang : 2 hari
Kebutuhan :
Ø Perawatan bayi pada incubator
Ø Pemberian nutrisi ASI / PASI
Ø Observasi TTV
III.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN
DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa potensial : bayi
Ny “E” umur 2 hari dengan BBLR
Masalah potensial : keluarga cemas dengan kondisi bayinya
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
AKAN TINDAKAN SEGERA
—
Perawatan BBLR
—
Perawatan dalam incubator
—
Perawatan bayi denngan metode
kanguru, diselimuti dan diberi topi kepalanya
—
Pemberian ASI eksklusif
—
Pencegahan infeksi dan personal
hygiene
—
Kolaborasi dengan tim medis dan
D. SPA
V.
MERENCNAKAN ASUHAN YANG
MENYELURUH
DX : Bayi Ny “E” umur 2
hari premature spt.B BBLR dengan k/u bayi cukup
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
kebidanan 1x24 jam bayi tidak terjadi hipotermi dan berat badannya dapat meningkat 10 % dari BB
lahir dan tidak terjadi masalah yang menyertai.
Kriteria :
Observasi TTV : normal
S : 36,5-37,4 C
N : 120-140 x/menit
RR : 40-60 x/menit
BB : 2332-2500 gram
PB : 48-50cm
Cyanosis (-)
Retraksi (-)
Cuping hidung (-)
Tidak terpasang infuse dan O2
Down score = normal
k/u = baik
tidak perlu perawatan dalam
incubator
rajah telapak kaki tampak sempurna
dan tidak sianosis
Bayi bergerak aktif
Bayi menangis kuat
Bayi mampu menetek ASI dengan baik
BB bayi meningkat 19 % dari BB lahir
Bayi dapat menangis kuat
Bayi mampu menangis kuat
Reflek Moro : +
Reflek Rooting : +
Reflek Graphs : +
Reflek Suching : +
Reflek Swallowing : +
Bayi mampu menetek ASI dengan baik
INTERVENSI
1)
Berikan
penjelasan kepada keluarga tentang kondisi bayinya dan tindakan yang dilakukan
R/ Keluarga lebih mengerti tentang
bayinya
2)
Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
R/ Pencegahan infeksi
3)
Lakukan observasi TTV
R/ Mengetahui TTV bayi dalam keadaan normal dan
perkembangan konidisi bayi
4)
Ciptakan
lingkungan yang kering dan hangat dalam inkubator
R/ Menjaga kehangatan bayi agar terhindar dari hipotermi
5)
Monitor intake dan output
R/ Mengetahui jumlah kebutuhan dan keseimbangan
pemenuhan nutrisi pada bayi
6)
Anjurkan an latih ibu untuk
memberiakan ASI eksklusif
R/ Bayi mendapat nutrisi yang cukup sesegera mungkin setelah
lahir dan meningkatkan imunitas bayi, serta Ibu mengerti cara meneteki yang benar
7)
Ganti pakaian atau popok setiap
kali basah dengan keringAjarkan ibu
cara perawatan tali pusatdan bersih tetap bersih
R/ Menjaga bayi aga
8)
Lakukan perawatan tali pusat
R/ Agartidak terjadi infeksi pada tali pusat
9)
Personal hygiene
R/ Bayi tetap bersih dan nyaman
10)
Kolaborasi
dengan dokter
R/ Untuk mengetahui keadaan bayi dalam
batas normal sehingga dapat diberiakn terapi (injeksi neo K 1mg, tetes mata dan
pemeriksaan golongan darah)
VI.
PELAKSANAAN (
IMPLEMENASI)
Hari/Tgl
|
KEGITAN
|
TTD
|
Selasa
7-6-11
|
S= 36,9 0C , RR= 48 x/menit , N = 157
x/menit
ASI saja tanpa PASI selama 6 bulan
Beri ASI yang cukup dan sesering
mungkin (sesuai keinginan bayi)
|
|
Tags: neonatus | 0 komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar