HAI

this is blog about heaLTHY sciens... thanks to visit my blog... :]

ASKEB BBLN

Minggu, 23 Oktober 2011 | aini midwife



ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “N” UMUR 1 HARI
DENGAN KEADAAN UMUM BAIK
DI RSAB MUSLIMAT JOMBANG




Disusun Oleh :
LULUK NUR AINI MUFIDAH
a7209076



UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D III KEBIDANAN
JOMBANG
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kematian perinatal di Indonesia merupakan kematian terbanyak no 2 setelah kematian maternal. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian Bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan kurang baiknya penanganan Bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. (Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 30)
Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan perinatal yang memadai dan penanggulangannya, faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal meliputi :
1.      Perdarahan
2.      Infeksi
3.      Kelahiran preterm/Bayi berat lahir rendah
4.      Asfiksia
5.      Hipotermia
Sebagai akibat hipotermi pada Bayi baru lahir yang bisa berakibat terjadinya hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak, pencegahan infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat di sebabkan kurang sterilnya alat untuk memotong tali pusat.
(Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 30)
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan Bayi neonatal merupakan periode yang paling kritis, pencegahan asfiksia mempertahankan suhu tubuh Bayi terutama Bayi berat lahir rendah, pemberian air susu Ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare dan pencegahan terhadap infeksi pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan Bayi dan anak, neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi Ibu pada waktu hamil dan melahirkan, manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan selama persalinan segera sesudah dilahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan Bayi yang sehat.
(Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 31)


1.2  Tujuan
a.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan manajemen Varney sesuai dengan kasus bayi baru lahir normal, serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah bayi baru lahir normal.

b.     Tujuan Khusus
1.     Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada bayi Ny “N”
2.     Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah / diagnosa
3.     Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
4.     Merumuskan suatu rencana tindakan yang komprehensif
5.     Mahasiswa dapat melakukan suatu tindakan sesuai rencana
6.     Mahasiswa dapat mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
7.     Mahasiswa dapat menentukan kesenjangan antara teori praktek dalam studi kasus yang nyata.

1.3  Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah sedangkan waktu yang tersedia terbatas, maka penulis membatasi masalah tentang “Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal, pada bayi Ny “N” diruang RGP RSAB Muslimat Jombang.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-40 minggu dab berat badan 2500-4000 gram.

B.     CIRI-CIRI UMUM
  • Berat badan 2500 – 4000 gram
  • Panjang badan 48 – 52 cm
  • Lingkar dada 31 – 33  cm
  • Lingkar kepala 32 – 35 cm
SMB    : 32 cm                        diameter : 9,5 cm       
FO       : 34 cm                        diameter : 11,75 cm
SOB    : 32 cm                        diameter : 9,5 cm
MO      : 35 cm                        diameter : 13,5 cm
Diameter biparietalis   : 9,5 cm
Diameter bitemporalis : 8 cm
  • Frekuensi jantung 120 – 160   kali/menit
  • Pernafasan 40-60 kali/menit
  • Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup terbentuk dan diliputi vernix kaseosa
  • Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah  sempurna
  • Kuku agak panjang dan lemas
  • Genitalia;Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,Laki – laki testis sudah turun ke skrotum
  • Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
  • Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
  • Reflek graps atau menggenggan sudah baik
  • Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan



C.    PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA BBLN
Perubahan-perubahan yang terjadi ini penyesuaian bayi terhadap perubahan diluar kandungan, perubahan meliputi :
  • Sistem Pernafasan
Bayi normal memiliki 30-60 tarikan nafas permenit, waktu nafas dada dan perut turun naik dengan teratur, pda pernafasannya tidak menentu, saluran pernafasannya menyemprot dan tidak teratur karena sebentar-bentar berhenti tiap 10-15 menit. Tinggi bayi biasanya nyaring dan kualitas suara sedang kecuali terdapat gangguan infeksi / hipotemi yakni pada saat tangis terdengar tinggi / randah.
  • Sistem Kardiovaskuler
Denyut jantung + 120-160 x/menit berubah-ubah sesuai dengan fungsi pernafasan dan kegiatan tidur bayi bisa terjadi sianosis ringan pada tangan, kaki dan terjadi perubahan warna kulit tersingkap oleh karena sirkulasi periferal yang tersumbat.
  • Sistem Ginjal
Urine BBL sangat encer oleh karena muatan kerjanya masih sangat kecil, warna kekuningan dan tidak berbau, urine pertama dibuang dalam 24 jam pertama.
  • Sistem Imunoglobin
BBL menunjukkan kerentanan terhadap infeksi, bayi memiliki imunoglobin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim yang terlindung membatasi kebutuhan bereaksi pada kekebalan terhadap antigen tertentu.
  • Suhu
Akibat belum matangnya hipotalamus maka aturan suhu tubuh bayi tidak efisien dan bayi rentan terhadap hipotermi khususnya jika suhu dingin / panas karena bayi yang kedinginan tidak dapat menggigil maka ia akan mempertahankan posisi tubuh seperti janin, menambah tingkat dan aktifitas pernafasan dan menangis. Kegiatan ini meningkatkan konsumsi kalori menyebabkan hipoglikemi yang selanjutnya akan tumbuh hipotermi, hipoksia, hiperbilirubin, suhu normal bayi 36-37 0C dan suhu yang tidak stabil menandakan infeksi.






D.    Reflek – Reflek    Fisiologis
  • Mata
-       Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
-       Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
-       Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat
§  Mulut dan        tenggorokan
-       Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat
        tidur.
-       Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
-       Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira-kira 3-4 bulan
-       Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang
hidup
-       Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4
bulan
-       Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama
lahir
§  Ekstrimitas
-       Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan
         jari
-       Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso
fleksi
§  Masa tubuh
-       Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
-       Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
-       Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
-       Neck–righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan
pelvis
-       Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi









ASUHAN BAYI BARU LAHIR ( BBL )

A.    Definisi
§  Asuhan Bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada Bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar Bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. (Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 31)
§  Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir. Yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada di sekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik tidak perlu dilakukan apa-apa lagi. Karena Bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 33)

B.     Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah :
a.      Memulai / inisiasi pernafasan spontan
b.     Memotong dan merawat tali pusat
c.      Inisiasi menyusu dini dan eksklusif
d.     Mempertahankan suhu tubuh bayi
e.      Identifikasi yang cukup
f.      Pencegahan infeksi

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan krisis, dan Dokter memberi instruksi khusus.
1.    Memulai / inisiasi pernafasan spontan
Begitu bayi baru lahir segera dilakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan penilaian awal, sebagai berikut :
§  Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik).
§  Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosis dan tentukan rencana untuk asuhan bayi baru lahir.
§  Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaan sebagai berikut :
a)    Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
b)   Apakah bayi bernafas spontan ?
c)    Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
d)   Apakah tonus otot / kekuatan otot bayi cukup ?
e)    Apakah ini kehamilan cukup bulan ?
§  Bila kelimat pertanyaan tersebut jawabannya “ya”, maka bayi dapat diberikan kepada ibunya untuk segera menciptakan hubungan emosional, kemudian dilakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagai berikut :
a)    Keringkan bayi dengan handuk / kain yang bersih, kering dan hangat, kemudian selimuti tubuh bayi dengan kain / handuk kering dan hangat yang lain.
b)   Bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya. Tidak perlu dilakukan penghisapan lendir.
c)    Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala).
d)   Berikan bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian ASI secara dini.
§  Bila salah satu atau lebih pertanyaan tersebut jawabannya “tidak”, maka segera lakukan langkah awal resusitasi bayi baru lahir.

Rangsangan Taktil
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir, mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi, untuk bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernapasan spontan, jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.

2.    Memotong dan merawat tali pusat
Ketika neonatus pertama kali tiba diruang perawatan sekitar 2 inci (5cm) tali pusat biasanya masih terdapat pada abdomennya dengan beberapa tipe penjelasan. Dalam beberapa hari tali pusat mengerut dan menghitam. Dalam beberapa hari (5-15 hari) atau minggu tali pusat lepas, meninggalkan area kecil yang bergranulasi dan biasanya menghilang. Jaringan perut yang kecil, kontraktur disebut umbilicus atau pusat.
Segera setelah lahir pembuluh umbilicus masih dapat menyebabkan perdarahan yang fatal bila penjepitan atau pengikatnya menjadi kendur sehingga perlu diawasi ketat selama 24 jam pertama.
Kedang bakteri memasuki area tersebut sebelum terjadi penyambuhan sehingga terjadi infeksi, untuk menghindari hal tersebut, area tersebut ditutupi, dan diolesi dengan zat warna (triple day) atau alkohol 70%. Perban kecil, kering dan steril dipasang sekitar tali pusat untuk melindungi kulit abdomen karena tali pusat yang basah.
a.    Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka ikat puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (UCC). Caranya yaitu :
  Mencelupkan tangan yang bersarung tangan (memakai hanskun) kedalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan kotoran lainnya.
  Bilas dengan air DTT dan mengeringkan tangan dengan handuk atau kain bersih.
  Mengikat puntung tali pusat dengan benang tali pusat dengan cara melingkarkan benang disekeliling puntung tali pusat dan ikat dengan simpul mati diagian yang berlawanan.
  Melepaskan klem.
  Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi.
b.    Nasehat Merawat Tali Pusat
  Tidak diperkenankan membungkus tali pusat atau perut bayi dengan mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
  Beri nasehat ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
§  Lipat popok dibawah puntung tali pusat
§  Lipat puntung tali pusat kotor, bersihkan dengan air DTT dan sabun. Dan segera keringkan dengan seksama dengan kain bersih
§  Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika tali pusat menjadi merah, bernanah, berdarah atau berbau.

3.    ASI dini dan eksklusif
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan Ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat diklem dan dipotong. Tentramkan Ibu bahwa penolong akan membantu Ibu menyusukan bayinya setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan. Anggota keluarga mungkin bisa membantunya untuk memulai pemberian ASI lebih awal. Setelah semua prosedur yang diperlukan diselesaikan, Ibu sudah bersih dan mengganti baju, bantu Ibu utuk menyusukan bayinya.
1)   Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan
Memulai pemberian ASI secara dini akan :
-       Merangsang produksi Air Susu Ibu (ASI)
-       Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi, paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
-       Mempromosikan hubungan emosional antara Ibu dan bayinya.
-       Memberikan kekebalan positif segera kepada bayi melalui kolostrum.
-       Merangsang kontraksi uterus.
2)   Posisi yang tepat untuk menyusui
Posisi yang tepat untuk bayi, sangat penting dalam menjamin keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet atau retak pada puting susu. Periksa bahwa Ibu telah meletakkan bayinya pada posisi yang tepat dan bayi melakukan kontak dengan ibunya secara benar. berikan bantuan dan dukungan jika Ibu memerukannya, terutama jika Ibu baru pertama kali menyusukan atau Ibu berusia sangat muda.
a)    Beritahukan pada Ibu untuk memeluk tubuh bayi secara lurus agar muka bayi menghadap ke payudara Ibu dengan hidung bayi didepan puting susu Ibu. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap keparut Ibu, Ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan bahunya.
b)   Beritahukan pada Ibu untuk mendekatkan bayinya ke payudara jika bayi tampak siap untuk menghisap puting susu. Tanda-tanda siap menyusu adalah bila bayi membuka mulut, mencari, menoleh dan bergerak mencari sesuatu.
c)    Tunjukkan pada Ibu bagaimana membantunya, bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu.
d)   Beritahukan pada Ibu untuk :
-       Menyentuhkan bibir bayi dengan puting susunya
-       Menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar
-       Mendekatkan bayi dengan cepat ke payudaranya sehingga bibir bawah bayi tepat di bawah puting susu.
3)   Nilai posisi menyentuhkan mulut bayi pada puting payudara dan caranya menghisap
Tanda-tanda bayi menempel dengan baik pada payudara adalah :
a)    Dagu menyentuh payudara Ibu
b)   Mulut terbuka lebar
c)    Mulut bayi menutupi seluar mungkin areol (tidak hanya puting saja)
d)   Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar
e)    Bayi menghisap dengan perlahan dan kuat, serta kadang-kadang berhenti
f)    Tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan

4.    Mempertahankan suhu tubuh bayi
§  Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,5 0C atau lebih.
§  Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
§  Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat, idealnya, segera setelah lahir bayi harus ditempatkan bersama ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi.

5.    Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Sehingga jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh, maka BBL dapat mengalami hipotermi.
Hipotermi mudah tejadi jika bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di ruangan yang relativ hangat.
Mekanisme kehilangan panas
Kehilangan panas tubuh pada BBL bisa terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :
*      Evaporasi : adalah jalan utama bagi kehilangan panas. Kehilangan panas ini dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
*      Konduksi : adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin seperti meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi jika bayi diletakkan diatas tempat-tempat tersebut.
*      Konveksi : adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar di udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi di konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
*      Radiasi : adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda ini menyerap radiasi tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Beberapa upaya mencegah kehilangan panas
§  Keringkan bayi dengan seksama
Segera setelah lahir keringkan permukaan tubuh bayi, untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.
§  Selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan hangat
Setelah memotong tali pusat dan dikeringkan, ganti handuk atau kain, selimuti bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih.
§  Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
Memeluk bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
§  Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relativ luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut terbuka.
§  Menunda menumbang dan memandikan bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir, karena bayi yang dimandikan beberapa jam setelah lahir akan menyebabkan hipotermi.
§  Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Menempatkan bayi bersama ibunya merupakan cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat.

6.    Identifikasi yang cukup
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1)   Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien, dikamar bersalin, dan diruang rawat bayi.
2)   Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
3)   Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum :
·           Nama (bayi, nyonya)
·           Tanggal lahir
·           Nomor bayi
·           Jenis kelamin
·           Unit
·           Nama lengkap ibu
4)   Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari Ibu harus dicetak dicatatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuatt oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik jari harus disimpan dalam ruangan bersuhu kamar.

7.    Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, periksa untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
1)   Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
2)   Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3)   Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
4)   Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5)   Pastikan bahwa timbangan, pita ukur, terometer, stetoskop, dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi, cuci, dan keringkan setiap kali setelah digunakan)

8.    Pemberian salep mata
berfungsi untuk pencegahan infeksi mata atau bisa disebut “ optalmia neonatorum “.
Optalmia neonatorum adalah infeksi gonorrhoe pada konjungtiva yang serius dari neonatorus yang mungkin didapat ketika bayi melewati jalan lahir dan akan menyebabkan kebutaan.
Untuk mencegah infeksi tersebut digunakan salep antibiotik seperti “Tetrasiklin 1%” atau “Eritromisin 0,5%” yang memiliki keuntungan yang lebih efektif terhadap clamydia Trachomatis.
Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah persalinan. Upaya profilaksis infeksi mata ini tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
Larutan yang biasa digunakan adalah larutan perak atau Neosparin.
Cara pemberian salep mata :
§  Cuci tangan
§  Jelaskan tujuan yang akan dilakukan kepada orang tua bayi atau pihak keluarga yang menunggu bayi
§  Berikan salep mata satu garis lurus dari bagian mata yang paling dekat dengan bayi menuju bagian luar mata
§  Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi
§  Jangan menghapus salep mata dari mata bayi 

9.    Pemberian Vit. K
Seluruh bayi baru lahir harus diberikan Vit. K dengan tujuan untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vit. K
  • Seluruh bayi baru lahir normal dan cukup bulan diberikan Vit.K per oral 1mg perhari selama 3 hari,sering kali diberikan parenteral injeksi IM
  • Sedangkan untuk bayi resiko tinggi diberi Vit.K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM
  • Untuk bayi prematur diberikan Vit.K dengan dosis 2,5 mg selama 3  hari berturut-turut

10.              Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Berfungsi untuk mencegah infeksi hepatitis B  terhadap bayi terutama jalur penularan ibu-bayi.
Jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B
Imunisasi
Jumlah pemberian
Jadwal
Regimen tunggal
3 kali
1. usia 0 bulan (segera setelah lahir)
2. usia 1 bulan
3. usia 6 bulan
Regimen kombinasi
4 kali
1. usia 0 bulan (segera setelah lahir)
2. usia 2 bulan
3. usia 3 bulan
4. usia 4 bulan
*DPT + Hepatitis B

11.              Perawatan lain-lain
1.    Lakukan perawatan tali pusat
a.    Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tertutupi dengan kain bersih secara longgar.
b.    Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat.
c.    Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan betul-betul.
2.    Dalam waktu 24 jam dan sebelum Ibu dan bayi dipulangkan kerumah, berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
3.    Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut.
4.    Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir :
a.    Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama.
b.    Pertahankan agar bayi selalu dengan Ibu.
c.    Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan, pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
d.   Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e.    Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
f.     Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
g.    Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
h.    Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik

12.              Tanda-Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir
a.    Pernapasan – sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
b.    Kehangatan – terlalu panas (> 38 0C atau terlalu dingin < 36 0C).
c.    Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d.   Pemberian makan – hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e.    Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
f.     Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah). Bau busuk, pernafasan sulit.
g.    Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h.    Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.























KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

1.      Definisi
Asuhan kebidanan adalah interaksi yang dilakukan oleh Bidan kepada klien yang membutuhkan/mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, Bidan-Bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada satu proses sistematis dan analisis. Dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney :
I.              Pengkajian data
II.           Identifikasi diagnosa dan masalah
III.        Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
IV.        Identifikasi kebutuhan segera
V.           Intervensi/pengembangan rencana
VI.        Implementasi
VII.     Evaluasi

2.      Manajemen Kebidanan Varney
I.     Pengkajian data
A.    Data subyektif
1.    Biodata
a.    Nama bayi dan orang tua
b.    Usia bayi dan orang tua
c.    Jenis kelamin
d.   Tanggal dan jalan lahir, (SC/Spontan/FE/VE)
e.    BB lahir
f.     PB lahir
g.    Agama
h.    Pendidikan
i.      Pekerjaan
j.      Alamat
2.     Riwayat penyakit kehamilan

Tags: | 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar