ASKEB BBLN
Minggu, 23 Oktober 2011 | aini midwife
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR
Ny “N” UMUR 1 HARI
DENGAN KEADAAN UMUM
BAIK
DI RSAB MUSLIMAT
JOMBANG
Disusun Oleh :
LULUK NUR
AINI MUFIDAH
a7209076
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ULUM
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D III KEBIDANAN
JOMBANG
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian perinatal
di Indonesia merupakan kematian terbanyak no 2 setelah kematian maternal. Penelitian
telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian Bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan kurang baiknya penanganan Bayi baru
lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. (Bari Saifuddin Abdul,
Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 30)
Disamping itu perlu
dilakukan pula pembinaan kesehatan perinatal yang memadai dan
penanggulangannya, faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal meliputi :
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Kelahiran preterm/Bayi berat lahir rendah
4. Asfiksia
5. Hipotermia
Sebagai akibat
hipotermi pada Bayi baru lahir yang bisa berakibat terjadinya hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak, pencegahan infeksi yang dapat terjadi melalui
tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat di sebabkan kurang sterilnya alat
untuk memotong tali pusat.
(Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis
pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 30)
Ditinjau dari
pertumbuhan dan perkembangan Bayi neonatal merupakan periode yang paling
kritis, pencegahan asfiksia mempertahankan suhu tubuh Bayi terutama Bayi berat
lahir rendah, pemberian air susu Ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka
kematian oleh karena diare dan pencegahan terhadap infeksi pemantauan kenaikan
berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau
kesehatan Bayi dan anak, neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi
oleh kondisi Ibu pada waktu hamil dan melahirkan, manajemen yang baik pada waktu
masih dalam kandungan selama persalinan segera sesudah dilahirkan dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan Bayi yang
sehat.
(Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis
pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 31)
1.2
Tujuan
a.
Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu menerapkan manajemen Varney sesuai dengan kasus bayi baru
lahir normal, serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah bayi baru
lahir normal.
b.
Tujuan
Khusus
1.
Mahasiswa
dapat melakukan pengkajian pada bayi Ny “N”
2.
Mahasiswa
dapat mengidentifikasi masalah / diagnosa
3.
Mahasiswa
dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
4.
Merumuskan
suatu rencana tindakan yang komprehensif
5.
Mahasiswa
dapat melakukan suatu tindakan sesuai rencana
6.
Mahasiswa
dapat mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
7.
Mahasiswa
dapat menentukan kesenjangan antara teori praktek dalam studi kasus yang nyata.
1.3
Batasan
Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah sedangkan waktu yang tersedia
terbatas, maka penulis membatasi masalah tentang “Asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir normal, pada bayi Ny “N” diruang RGP RSAB Muslimat Jombang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Asuhan Bayi Baru Lahir
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-40
minggu dab berat badan 2500-4000 gram.
B.
CIRI-CIRI
UMUM
- Berat badan 2500 – 4000 gram
- Panjang badan 48 – 52 cm
- Lingkar dada 31 – 33 cm
- Lingkar kepala 32 – 35 cm
SMB :
32 cm diameter :
9,5 cm
FO :
34 cm diameter :
11,75 cm
SOB :
32 cm diameter :
9,5 cm
MO :
35 cm diameter :
13,5 cm
Diameter biparietalis : 9,5 cm
Diameter bitemporalis : 8 cm
- Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
- Pernafasan 40-60 kali/menit
- Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup terbentuk dan diliputi vernix kaseosa
- Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
- Kuku agak panjang dan lemas
- Genitalia;Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,Laki – laki testis sudah turun ke skrotum
- Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
- Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
- Reflek graps atau menggenggan sudah baik
- Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
C.
PERUBAHAN-PERUBAHAN
PADA BBLN
Perubahan-perubahan yang terjadi ini penyesuaian bayi terhadap perubahan
diluar kandungan, perubahan meliputi :
- Sistem Pernafasan
Bayi normal memiliki 30-60 tarikan
nafas permenit, waktu nafas dada dan perut turun naik dengan teratur, pda
pernafasannya tidak menentu, saluran pernafasannya menyemprot dan tidak teratur
karena sebentar-bentar berhenti tiap 10-15 menit. Tinggi bayi biasanya nyaring
dan kualitas suara sedang kecuali terdapat gangguan infeksi / hipotemi yakni
pada saat tangis terdengar tinggi / randah.
- Sistem Kardiovaskuler
Denyut jantung + 120-160
x/menit berubah-ubah sesuai dengan fungsi pernafasan dan kegiatan tidur bayi
bisa terjadi sianosis ringan pada tangan, kaki dan terjadi perubahan warna
kulit tersingkap oleh karena sirkulasi periferal yang tersumbat.
- Sistem Ginjal
Urine BBL sangat encer oleh karena
muatan kerjanya masih sangat kecil, warna kekuningan dan tidak berbau, urine
pertama dibuang dalam 24 jam pertama.
- Sistem Imunoglobin
BBL menunjukkan kerentanan terhadap
infeksi, bayi memiliki imunoglobin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim
yang terlindung membatasi kebutuhan bereaksi pada kekebalan terhadap antigen
tertentu.
- Suhu
Akibat belum matangnya hipotalamus
maka aturan suhu tubuh bayi tidak efisien dan bayi rentan terhadap hipotermi
khususnya jika suhu dingin / panas karena bayi yang kedinginan tidak dapat menggigil
maka ia akan mempertahankan posisi tubuh seperti janin, menambah tingkat dan
aktifitas pernafasan dan menangis. Kegiatan ini meningkatkan konsumsi kalori
menyebabkan hipoglikemi yang selanjutnya akan tumbuh hipotermi, hipoksia,
hiperbilirubin, suhu normal bayi 36-37 0C dan suhu yang tidak stabil
menandakan infeksi.
D. Reflek – Reflek Fisiologis
- Mata
-
Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar
terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus
menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya
kerusakan pada saraf cranial.
- Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
- Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian
dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat
§ Mulut dan tenggorokan
- Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
- Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
- Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang
sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai
menghisap, harus hilang pada usia kira-kira
3-4 bulan
- Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
- Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
- Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
§ Ekstrimitas
- Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari
- Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
§ Masa tubuh
- Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba
dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba
serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti
dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
- Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
- Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan
cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan
lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
- Neck–righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
- Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi
sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang
terstimulasi
ASUHAN BAYI BARU
LAHIR ( BBL )
A. Definisi
§ Asuhan Bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada Bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian
besar Bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan. (Bari Saifuddin Abdul, Panduan praktis pelayanan
maternal dan neonatal, 2002 hal : 31)
§ Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar
dari jalan lahir. Yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang
berada di sekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi
sehat akan menangis dalam 30 detik tidak perlu dilakukan apa-apa lagi. Karena
Bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Saifuddin
Abdul, Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal, 2002 hal : 33)
B. Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama
perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah :
a. Memulai / inisiasi pernafasan spontan
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Inisiasi menyusu dini dan eksklusif
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi
e. Identifikasi yang cukup
f. Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali
pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali
bayi dalam keadaan krisis, dan Dokter memberi instruksi khusus.
1. Memulai / inisiasi pernafasan spontan
Begitu bayi baru
lahir segera dilakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan penilaian
awal, sebagai berikut :
§
Segera
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30
detik).
§
Evaluasi data
yang terkumpul, buat diagnosis dan tentukan rencana untuk asuhan bayi baru
lahir.
§
Nilai kondisi
bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5
pertanyaan sebagai berikut :
a)
Apakah air
ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
b)
Apakah bayi
bernafas spontan ?
c)
Apakah kulit
bayi berwarna kemerahan ?
d)
Apakah tonus
otot / kekuatan otot bayi cukup ?
e)
Apakah ini
kehamilan cukup bulan ?
§
Bila kelimat
pertanyaan tersebut jawabannya “ya”, maka bayi dapat diberikan kepada ibunya
untuk segera menciptakan hubungan emosional, kemudian dilakukan asuhan bayi
baru lahir normal sebagai berikut :
a)
Keringkan
bayi dengan handuk / kain yang bersih, kering dan hangat, kemudian selimuti
tubuh bayi dengan kain / handuk kering dan hangat yang lain.
b)
Bersihkan
mulut dan hidung bayi secukupnya. Tidak perlu dilakukan penghisapan lendir.
c)
Hangatkan
tubuh bayi (selimuti dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala).
d)
Berikan bayi
pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian ASI secara dini.
§
Bila salah
satu atau lebih pertanyaan tersebut jawabannya “tidak”, maka segera lakukan
langkah awal resusitasi bayi baru lahir.
Rangsangan Taktil
Upaya ini
merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi
baru lahir, mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi, untuk bayi yang
sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernapasan spontan,
jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil,
kemudian menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk
membantu pernafasan.
2. Memotong dan merawat tali pusat
Ketika neonatus pertama kali tiba
diruang perawatan sekitar 2 inci (5cm) tali pusat biasanya masih terdapat pada
abdomennya dengan beberapa tipe penjelasan. Dalam beberapa hari tali pusat
mengerut dan menghitam. Dalam beberapa hari (5-15 hari) atau minggu tali pusat
lepas, meninggalkan area kecil yang bergranulasi dan biasanya menghilang.
Jaringan perut yang kecil, kontraktur disebut umbilicus atau pusat.
Segera setelah lahir pembuluh
umbilicus masih dapat menyebabkan perdarahan yang fatal bila penjepitan atau
pengikatnya menjadi kendur sehingga perlu diawasi ketat selama 24 jam pertama.
Kedang bakteri memasuki area tersebut
sebelum terjadi penyambuhan sehingga terjadi infeksi, untuk menghindari hal
tersebut, area tersebut ditutupi, dan diolesi dengan zat warna (triple day)
atau alkohol 70%. Perban kecil, kering dan steril dipasang sekitar tali pusat
untuk melindungi kulit abdomen karena tali pusat yang basah.
a. Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu
stabil maka ikat puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat
(UCC). Caranya yaitu :
→ Mencelupkan tangan yang bersarung tangan (memakai
hanskun) kedalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan kotoran
lainnya.
→ Bilas dengan air DTT dan mengeringkan tangan
dengan handuk atau kain bersih.
→ Mengikat puntung tali pusat dengan benang tali
pusat dengan cara melingkarkan benang disekeliling puntung tali pusat dan ikat
dengan simpul mati diagian yang berlawanan.
→ Melepaskan klem.
→ Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi.
b. Nasehat Merawat Tali Pusat
→ Tidak diperkenankan membungkus tali pusat atau
perut bayi dengan mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
→ Beri nasehat ibu dan keluarga sebelum meninggalkan
bayi :
§ Lipat popok dibawah puntung tali pusat
§ Lipat puntung tali pusat kotor, bersihkan dengan
air DTT dan sabun. Dan segera keringkan dengan seksama dengan kain bersih
§ Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika
tali pusat menjadi merah, bernanah, berdarah atau berbau.
3. ASI dini dan eksklusif
Pastikan bahwa
pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan Ibu
untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat
diklem dan dipotong. Tentramkan Ibu bahwa penolong akan membantu Ibu menyusukan
bayinya setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan.
Anggota keluarga mungkin bisa membantunya untuk memulai pemberian ASI lebih
awal. Setelah semua prosedur yang diperlukan diselesaikan, Ibu sudah bersih dan
mengganti baju, bantu Ibu utuk menyusukan bayinya.
1) Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan
Memulai pemberian
ASI secara dini akan :
- Merangsang produksi Air Susu Ibu (ASI)
- Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal
pada bayi, paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). Memulai
pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan
bayi.
- Mempromosikan hubungan emosional antara Ibu dan
bayinya.
- Memberikan kekebalan positif segera kepada bayi
melalui kolostrum.
- Merangsang kontraksi uterus.
2) Posisi yang tepat untuk menyusui
Posisi yang tepat
untuk bayi, sangat penting dalam menjamin keberhasilan pemberian ASI dan
mencegah lecet atau retak pada puting susu. Periksa bahwa Ibu telah meletakkan
bayinya pada posisi yang tepat dan bayi melakukan kontak dengan ibunya secara
benar. berikan bantuan dan dukungan jika Ibu memerukannya, terutama jika Ibu
baru pertama kali menyusukan atau Ibu berusia sangat muda.
a) Beritahukan pada Ibu untuk memeluk tubuh bayi
secara lurus agar muka bayi menghadap ke payudara Ibu dengan hidung bayi
didepan puting susu Ibu. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga perut bayi
menghadap keparut Ibu, Ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher
dan bahunya.
b) Beritahukan pada Ibu untuk mendekatkan bayinya ke
payudara jika bayi tampak siap untuk menghisap puting susu. Tanda-tanda siap
menyusu adalah bila bayi membuka mulut, mencari, menoleh dan bergerak mencari
sesuatu.
c) Tunjukkan pada Ibu bagaimana membantunya, bayinya
untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu.
d) Beritahukan pada Ibu untuk :
- Menyentuhkan bibir bayi dengan puting susunya
- Menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar
- Mendekatkan bayi dengan cepat ke payudaranya
sehingga bibir bawah bayi tepat di bawah puting susu.
3) Nilai posisi menyentuhkan mulut bayi pada puting
payudara dan caranya menghisap
Tanda-tanda bayi
menempel dengan baik pada payudara adalah :
a) Dagu menyentuh payudara Ibu
b) Mulut terbuka lebar
c) Mulut bayi menutupi seluar mungkin areol (tidak
hanya puting saja)
d) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar
e) Bayi menghisap dengan perlahan dan kuat, serta
kadang-kadang berhenti
f) Tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi
menelan
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi
§ Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam
dan hanya setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,5 0C
atau lebih.
§ Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat,
kepala bayi harus tertutup.
§ Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat, idealnya,
segera setelah lahir bayi harus ditempatkan bersama ibunya ditempat tidur yang
sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk
menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah
bayi terpapar infeksi.
5. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh
pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Sehingga jika tidak segera
dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh, maka BBL dapat mengalami
hipotermi.
Hipotermi mudah tejadi jika bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berada di ruangan yang relativ hangat.
Mekanisme kehilangan panas
Kehilangan panas tubuh pada BBL bisa
terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :
* Evaporasi : adalah jalan utama bagi kehilangan panas. Kehilangan panas ini dapat
terjadi karena penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi
tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
* Konduksi : adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
seperti meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi jika bayi diletakkan diatas
tempat-tempat tersebut.
* Konveksi : adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar di udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan
panas. Kehilangan panas juga terjadi di konveksi aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
* Radiasi : adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu lebih rendah dari
suhu bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda ini
menyerap radiasi tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Beberapa upaya mencegah kehilangan
panas
§ Keringkan bayi dengan seksama
Segera setelah lahir keringkan
permukaan tubuh bayi, untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh
evaporasi cairan ketuban pada bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan taktil
untuk membantu bayi memulai pernafasan.
§ Selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang
bersih dan hangat
Setelah memotong tali pusat dan
dikeringkan, ganti handuk atau kain, selimuti bayi dengan selimut atau kain
yang hangat, kering dan bersih.
§ Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
Memeluk bayi dapat menjaga kehangatan
tubuh dan mencegah kehilangan panas.
§ Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yang relativ luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika
bagian tersebut terbuka.
§ Menunda menumbang dan memandikan bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6
jam setelah lahir, karena bayi yang dimandikan beberapa jam setelah lahir akan
menyebabkan hipotermi.
§ Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Menempatkan bayi bersama ibunya
merupakan cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat.
6. Identifikasi yang cukup
Apabila bayi
dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada
setiap bayi baru lahir harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus
selalu tersedia ditempat penerimaan pasien, dikamar bersalin, dan diruang rawat
bayi.
2) Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan
tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
3) Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum :
·
Nama (bayi,
nyonya)
·
Tanggal lahir
·
Nomor bayi
·
Jenis kelamin
·
Unit
·
Nama lengkap
ibu
4) Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki
bayi dan sidik jari Ibu harus dicetak dicatatan yang tidak mudah hilang. Sidik
telapak kaki bayi harus dibuatt oleh personil yang berpengalaman menerapkan
cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik jari harus disimpan
dalam ruangan bersuhu kamar.
7. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir,
periksa untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
1) Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani
bayi yang belum dimandikan.
3) Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem
gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
4) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut
serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5) Pastikan bahwa timbangan, pita ukur, terometer,
stetoskop, dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi, cuci, dan keringkan setiap kali setelah
digunakan)
8. Pemberian salep mata
berfungsi untuk pencegahan infeksi
mata atau bisa disebut “ optalmia neonatorum “.
Optalmia neonatorum adalah infeksi
gonorrhoe pada konjungtiva yang serius dari neonatorus yang mungkin didapat
ketika bayi melewati jalan lahir dan akan menyebabkan kebutaan.
Untuk mencegah infeksi tersebut
digunakan salep antibiotik seperti “Tetrasiklin 1%” atau “Eritromisin 0,5%”
yang memiliki keuntungan yang lebih efektif terhadap clamydia Trachomatis.
Salep antibiotika tersebut harus
diberikan dalam waktu 1 jam setelah persalinan. Upaya profilaksis infeksi mata
ini tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
Larutan yang biasa digunakan adalah
larutan perak atau Neosparin.
Cara pemberian salep mata :
§ Cuci tangan
§ Jelaskan tujuan yang akan dilakukan kepada orang
tua bayi atau pihak keluarga yang menunggu bayi
§ Berikan salep mata satu garis lurus dari bagian
mata yang paling dekat dengan bayi menuju bagian luar mata
§ Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata
bayi
§ Jangan menghapus salep mata dari mata bayi
9. Pemberian Vit. K
Seluruh bayi baru lahir harus
diberikan Vit. K dengan tujuan untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat
defisiensi Vit. K
- Seluruh bayi baru lahir normal dan cukup bulan diberikan Vit.K per oral 1mg perhari selama 3 hari,sering kali diberikan parenteral injeksi IM
- Sedangkan untuk bayi resiko tinggi diberi Vit.K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM
- Untuk bayi prematur diberikan Vit.K dengan dosis 2,5 mg selama 3 hari berturut-turut
10.
Pemberian
Imunisasi Hepatitis B
Berfungsi untuk mencegah infeksi
hepatitis B terhadap bayi terutama jalur
penularan ibu-bayi.
Jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B
Imunisasi
|
Jumlah pemberian
|
Jadwal
|
Regimen tunggal
|
3 kali
|
1. usia 0 bulan (segera setelah lahir)
2. usia 1 bulan
3. usia 6 bulan
|
Regimen kombinasi
|
4 kali
|
1. usia 0 bulan (segera setelah lahir)
2. usia 2 bulan
3. usia 3 bulan
4. usia 4 bulan
*DPT + Hepatitis B
|
11.
Perawatan
lain-lain
1. Lakukan perawatan tali pusat
a. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka
agar terkena udara dan tertutupi dengan kain bersih secara longgar.
b. Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat.
c. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci
dengan sabun dan air bersih dan keringkan betul-betul.
2. Dalam waktu 24 jam dan sebelum Ibu dan bayi
dipulangkan kerumah, berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
3. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan
beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika
ditemui tanda-tanda tersebut.
4. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka
dan perawatan harian untuk bayi baru lahir :
a. Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam
(paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama.
b. Pertahankan agar bayi selalu dengan Ibu.
c. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering,
dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan, pastikan bayi tidak
terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi ingat bahwa
kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang
dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
d. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama
bayi
f. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta
bantuan jika perlu
g. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan
penyakit/infeksi
h. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau
menyusu kurang baik
12.
Tanda-Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir
a. Pernapasan – sulit atau lebih dari 60 kali
permenit.
b. Kehangatan – terlalu panas (> 38 0C
atau terlalu dingin < 36 0C).
c. Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama),
biru atau pucat, memar.
d. Pemberian makan – hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk, berdarah.
f. Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar
cairan (nanah). Bau busuk, pernafasan sulit.
g. Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja
lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h. Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak biasa,
sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang
halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEBIDANAN
1.
Definisi
Asuhan kebidanan
adalah interaksi yang dilakukan oleh Bidan kepada klien yang
membutuhkan/mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien, Bidan-Bidan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah dengan difokuskan pada satu proses sistematis dan analisis.
Dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah manajemen
kebidanan menurut Varney :
I.
Pengkajian
data
II.
Identifikasi
diagnosa dan masalah
III.
Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial
IV.
Identifikasi
kebutuhan segera
V.
Intervensi/pengembangan
rencana
VI.
Implementasi
VII.
Evaluasi
2.
Manajemen
Kebidanan Varney
I. Pengkajian data
A.
Data
subyektif
1. Biodata
a. Nama bayi dan orang tua
b. Usia bayi dan orang tua
c. Jenis kelamin
d. Tanggal dan jalan lahir, (SC/Spontan/FE/VE)
e. BB lahir
f. PB lahir
g. Agama
h. Pendidikan
i. Pekerjaan
j. Alamat
2. Riwayat penyakit kehamilan
Tags: neonatus | 0 komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar