Terapi Musik untuk Anak Jenius
Rabu, 01 Februari 2012 | aini midwife
terapi musik untuk janin dalam kandungan |
Pada waktu ibu "A" mengandung (hamil) yang pertama sekitar 27 tahun lalu, ibu aktif memberi pelajaran piano klasik kepada anak-anak maupun dewasa. Kegiatan mengajar piano itu sudah ibu tekuni sejak masih menjadi mahasiswi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, kemudian dilanjutkan sesudah berumah tangga dan juga setelah bekerja sebagai psikolog.
Saya sama sekali tidak mengetahui dan menyadari bahwa
kegiatan musik yang IBU "A" lakukan sejak awal kehamilan, sampai
pada saat akan melahirkan, akan membawa dampak yang sangat
besar terhadap perkembangan kecerdasan anak saya.
Sebagai seorang ibu bahagia dan bangga melihat perkembangan mental puteranya yang cepat, betapa tidak, sejak kecil ia sudah menunjukkan minat baca yang besar. Usia dua setengah tahun, ia sudah masuk playgroup. Prestasi belajarnya sejak SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi lancar dan selalu mendapat ranking. Dalam bidang matematika prestasinya menonjol, sehingga kadang-kadang timbul pertanyaan dalam hati ibu "a":
“Darimana anak saya ini memperoleh bakat matematika, sebab saya sendiri tidak mungkin? ibu "a" paling tidak suka matematika atau jaman ibu "a" sekolah dulu disebut dengan ilmu berhitung!”
Sebagai seorang ibu bahagia dan bangga melihat perkembangan mental puteranya yang cepat, betapa tidak, sejak kecil ia sudah menunjukkan minat baca yang besar. Usia dua setengah tahun, ia sudah masuk playgroup. Prestasi belajarnya sejak SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi lancar dan selalu mendapat ranking. Dalam bidang matematika prestasinya menonjol, sehingga kadang-kadang timbul pertanyaan dalam hati ibu "a":
“Darimana anak saya ini memperoleh bakat matematika, sebab saya sendiri tidak mungkin? ibu "a" paling tidak suka matematika atau jaman ibu "a" sekolah dulu disebut dengan ilmu berhitung!”
Jawaban terhadap pertanyaan saya mengenai prestasi belajar
yang dicapai putera ibu "a" selama ini, akhirnya saya peroleh
ketika mendapat tugas belajar ke Jerman pada 1985-1987.
Saya mengambil training dalam bidang Terapi Musik dan juga
bidang diagnostik Perkembangan Psikologis bayi sampai dengan
usia balita. Selama mengambil training dalam bidang Terapi Musik
tersebut, ibu "a" mendapatkan pengetahuan yang sangat penting dan
berharga dari dosen pembimbing ibu "a", yaitu:
Menurut hasil penelitian ilmiah dari berbagai macam
pakar seperti dokter ahli syaraf, psikolog, dokter anak, dokter
kebidanan, dan lain-lain menyampaikan bahwa:
Rahim ibu lebih menyerupai “ruang kelas” dari pada anggapan selama ini hanya sebagai “ruang tunggu”.
Artinya: secara pasti janin dapat bereaksi terhadap bunyi dan melodi dengan cara berbeda-beda terhadap ritme atau irama musik. Misalnya: Jika kita memutar lagu berirama lembut, maka janin yang sedang gelisah sekalipun akan merasa tenang atau relaks. sebaliknya jika kita memutar lagu-lagu dengan irama cepat/ lagu-llagu Pop atau Rock, maka janin yang paling tenangpun akan mulai menendang secara aktif bergerak.
Atas dasar hasil penelitian dari para pakar tersebut maka
musik telah digunakan sebagai salah satu aktivitas dalam
penatalaksanaan pengobatan berbagai penyakit fisik maupun fisik /
mental dan dikenal dengan nama “Terapi Musik”
II. Apakah Itu Terapi Musik?
Terbukanya misteri musik yang mampu mempengaruhi kondisi
kesehatan seorang, baik fisik maupun menta, sehingga timbullah
beragam pengertian terapi musik tersebut seperti dibawah ini;
- Relaksasi bagi ibu-ibu hamil.
- Stimulasi dini pada janin.
- Menjalin keterikatan emosional antara ibu hamil dan janinnya.
2. Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan
mempergunakan musik secara sistimatis, terkontrol dan terarah
didalam:
- Menyembuhkan.
- Merehabilitasi.
- Mendidik dan
- Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.
- Menyembuhkan.
- Merehabilitasi.
- Mendidik dan
- Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.
3. Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar
yang mempergunakan musik untuk mencapai tujuan-tujuan seperti:
- Merubah tingkah laku.
- Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak mengalami kemunduran.
- Mengembangkan kesehatan fisik dan mental.
- Merubah tingkah laku.
- Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak mengalami kemunduran.
- Mengembangkan kesehatan fisik dan mental.
4. Terapi musik adalah suatu disiplin ilmu yang
rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi
baru secara bersama dapat mempersatukan seni ilmu pengetahuan
dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya).
Jadi, dari pengertian-pengertian tersebut diatas terlihat
bahwa adanya keterkaitan antara musik dengan emosi atau mental
seseorang. Khususnya untuk ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah
melahirkan seperti tertuang dalam pengertian pertama, terlihat
bahwa terapi musik antara lain bertujuan memberikan
stimulasi pada janin / bayi agar kelak menjadi anak yang cerdas
dan berkualitas
III. Hubungan Musik dan Fungsi Otak
Otak manusia, termasuk otak bayi, terdiri dari
belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak ini mulai
terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan pesat
sampai bayi lahir.
Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan
fungsi akademik yang terdiri dari berbicara-kemampuan tata
bahasa, baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, peristiwa)
logika, angka, analisis, dll.
Belahan otak kanan berkaitan dengan perkembangan
artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik,
imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain,
sosialisasi, dan pengembangan kepribadian.
Dari penjelasan mengenai fungsi otak kiri dan kanan, maka
dapat diketahui belahan otak kanan ada kaitannya dengan
“musik”. Oleh sebab itu pada pelaksanaan terapi musik bagi
ibu-ibu hamil maka perangsangan atau stimuli mental (dengan
musik atau cara-cara lainnya) haruslah mencakup peningkatan
perkembangan dari kedua belah otak tersebut. Agar
bayi/anak kita kelak tubuh dan berkembang menjadi individu atau
manusia seutuhnya, harus ada keseimbangan antara fungsi otak
kiri dan fungsi otak kanannya. Sebab dalam kehidupan
sehari-hari ada individu/orang yang fungsi otak kiri lebih
menonjol daripada otak kanan.
Contoh:
- Ahli matematika yang tidak suka musik
- Ahli bedah yang muak melihat isterinya membaca buku-buku novel atau membeli barang-barang seni (lukisan dsb).
Contoh:
- Ahli matematika yang tidak suka musik
- Ahli bedah yang muak melihat isterinya membaca buku-buku novel atau membeli barang-barang seni (lukisan dsb).
Disisi lain ada individu/orang yang kemampuan otak kanannya lebih menonjol.
Contoh:
- Ia lebih suka melamun, bermimpi
- Membuat novel
- Menulis lagu
- Ia akan merasa pusing bi;la dihadapkan pada angka-angka metematika atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan akademik.
Contoh:
- Ia lebih suka melamun, bermimpi
- Membuat novel
- Menulis lagu
- Ia akan merasa pusing bi;la dihadapkan pada angka-angka metematika atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan akademik.
“Mengapa….!” Kenyataan-kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari seorang anak/individu bisa terjadi yaitu
kecenderungan untuk si Harry lebih mengembangkan otak kiri,
sedangkan si Sarah lebih menonjol fungsi otak kanannya.
Salah satu sebabnya diduga akibat “kekurangtahuan” orangtua,
guru, dll. Seperti juga dikemukakan oleh seorang pakar “Parent
Education” USA yaitu ”SUE TREFFEISSEN All parents wants to be
good parents but most parents just don’t have the information
that they need to know how their children are growing and
developing”.
Jadi sebenarnya belahan otak kiri dan otak kanan bila bekerja
sama akan saling memperkuat. Oleh karenanya disarankan kepada
orang tua untuk merangsang perkembangan otak anak tidak hanya
otak kiri saja, melainkan secara bersamaan juga otak
kanannya.
Dengan kata lain orang tua perlu merangsang sejak
dini kecerdasan mental (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
anak-anaknya.
Banyak manfaat yang didapat dari terapi musik bagi
ibu-ibu hami / ibu-ibu sesudah melahirkan dalam mempersiapkan
janin menjadi anak cerdas dan berkualitas
1. Bagi ibu hamil / ibu sesudah melahirkan maupun
janin / bayi, terapi musik dapat menimbulkan reaksi psikologis,
karena musik dapat menenangkan (relaksasi) dan juga memberikan
rangsangan (stimulasi).
2. Melalui kegiatan terapi musik dapat menyongsong
masa depan bayi / anak yang lebih cemerlang, karena untuk
menghadapi era globalisasi dibutuhkan individu-individu yang
memiliki ketrampilan “otak” akan lebih dihargai tinggi, dan
sangat dibutuhkan bila dibandingkan dengan indiividu yang
hanya mengandalkan kekuatan “otot”.
3. Kegiatan terapi musik dapat membantu ibu-ibu
hamil agar tetap dapat mempertahankan keseimbangan antara
kesehatan jasmani, pikiran, dan emosi. Musik menurut
pendapat “Yuliette Alvin” seorang pakar Terapi Musik adalah
sebagai berikut “Music is a means of communication and in this
simple truth lies the tremendous therapeutic value of music.
4. Melalui rangsangan-rangsangan musik yang
diperdengarkan kepada janin / bayi secara teratur, maka dapat
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi tersebut kelak dikemudian hari.
5. Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu menyerap banyak hal.
6. Ia dapat meresapi musik, berarti ia juga mampu memahami perasaan orang lain.
V. Kesimpulan
Dalam proses kehidupan individu sejak dalam rahim
sampai usia dewasa, maka salah satu aspek perkembangan yang
penting adalah perkembangan otak.
Upaya yang berkesinambungan untuk mamacu perkembangan
otak kiri atau kanan perlu dilakukan dengan berbagai cara atau
metode yang bijaksana yaitu antara lain dengan memberikan
rangsangan suara, termasuk musik, dan dari hasil peneltian
ternyata bahwa janin dalam kandungan yang diberi rangsangan
suara/musik dapat memacu kecerdasan bayi setelah lahir.
Partisipasi aktif dari ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah
melahirkan melalui terapi musik diharapkan ikut memacu
perkembangan anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif,
dan berkepribadian matang.
perlengkapan bayi |
Tags: kehamilan | 0 komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar